Kamis, 14 Februari 2013


Laki-laki Tua Pengangkut Jerami



Namanya Karman. Tidak seorangpun yang tahu asal-usul Karman. Dia datang dari mana, bersama siapa dan kenapa bisa tersesat di kampung kami. Waktu itu ia datang dengan pakaian yang lusuh dan tidak terawat. Wajahnya yang mengambarkan kesedihan dan badannya yang seolah-olah tidak bisa lagi memompang lajunya membuat warga disini menjadi kasihan. Wargapun membawa Karman ke Surau untuk diistirahatkan. Karena memang, Surau disini serba guna, tempat berkumpul para tetua, tempat rapat kawula muda, tempat memusyawarahkan sesuatu mengenai kampung. Setidaknya surau kami tidak pernah sepi dengan kegiatan kampung.
Pagi itu, ketika kami lewat didepan surau untuk pergi kerja, kami melihat surau sudah bersih. Semuanya tertata rapi dan halaman didepannyapun sudah dibersihkan, terlihat disudut batang kayu yang ada didepan surau ada onggokan debu yang baru selesai dibakar. Kami tahu, pasti Karman yang melakukannya. Mungkin ia merasa kalau pertolongan warga yang membawanya ke surau ini membuat ia berhutang budi. Mungkin dengan cara ini ia membalasnya.