Mbok Jamu
Sebenarnya
tidak ada keahlian khusus yang dimiliki oleh Mbok Ratna, perempuan tukang jamu
yang sering mondar-mandir di kampung ini. Jamu yang dijualnya juga sama dengan
jamu buatan orang lain. Namun, keramahan dan senyumanyalah yang membuat orang
kampung ini selalu membeli jamu Mbok Ratna.
Kami
memanggilnya dengan sebutan Mbok. Memang, sudah takdir seorang tukang jamu
dipanggil dengan sebutan itu. Ia bertubuh gendut dengan tinggi hanya seadanya
saja. Berperawakan cantik ala tukang jamu pada umumnya. Rambut yang diikat dan
sekaan-akan terlihat seperti Srikandi. Senyumanya selalu hal yang wajib
dikeluarkan sembari meminggul beban berat disertakan dengan botol-botol jamu.
Tangan kanannya membawa sebuah ember yang berisikan air guna untuk mencuci
gelas-gelas yang kotor sisa minuman orang lain. Dengan beban sebanyak itulah ia
menyusuri kampung kami, dari gang ke gang, hingga kerumah yang harus dilalui
oleh pematang sawah.
Setiap
paginya, ketika semua orang kampung sini sedang bersiap-siap untuk melakukan
aktivitas, Mbok Ratna telah duluan menjajakan jamu buatannya dengan berteriak
kesana-sini, agar orang-orang kampung tahu keberadaannya dan akan memanggilnya.
Memang, niat tulus yang terlontar dari mulut Mbok Ratna ialah menyemangati
setiap kegiatan orang kampung yang pergi bekerja dengan jamu kuat yang
dipunyanya.