Welcome
Sudah
jam sembilan malam dia belum datang juga, telah berjam-jam aku menantikan sosok
yang sangat dekat denganku, orang yang selalu jadi bagian dalam hidupku,
memberi kebahagian dikala aku sangat membutuhkan dan member ketenangan disaat
hatiku sedang galau, sekarang hampir dekat waktunya aku dan dia kembali
bertemu, setelah beberapa tahun kami dipisahkan oleh jarak dan waktu.
Hatiku
galau, tidak seperti setelah aku mendengar dia akan datang dalam minggu ini.
Semuanya dpersiapkan, mulai dari kebersihan tempat hidupku hingga menjajakan
apa yang menjadi kesukaannya. Semuanya aku siapkan, katanya dia akan datang
dalam akhir pekan ini. Pastinya hari sabtu setelah aku ditelfon dua hari yang
lalu. Tapi kenapa hingga jam sembilan malam belum ada tanda-tanda yang memvonis
kalau dia akan datang. Ku bersihkan lagi tempat makan, kembali kekamar
merapikan pakaian yang aku kenakan hari ini, melihat jam yang bertengger
ditangan ku yang terus berputar.
Aku
berjalan kecil-kecil menuju teras rumahku yang tidak jauh dari kamar, maklum
rumahku ukuran minimalis, tidak terlalu besar, tapi itu semua membuatku bangga
karena apa yang aku dapatkan sekarang ini adalah hasil dair perjuanganku dan
do,a yang selalu aku panjatkan setiapa selesai menyembah kepadaNYA.
Sedikit
saja kedengaran suara mobil atau motor, hatiku lansung tergerak melihat
kejendela, tapi dia belum datang juga, nomor yang kuhubungi untuk memastikan
dimana posisi beliau tidak aktif. Apalagi beliau belum tahu persis rumahku
dimana karena masih pertama kali datang kesini dan ketika sebelumnya aku bilang
untuk menjeputnya ke terminal, beliau malah bilang tidak usah karena sudah
ngerti jalan dan seluk beluk kota ini. Dengan rasa was-was aku iya kan
permintaan beliau.
Tapi
hingga saat ini jam sembilan lewat empat puluh lima belum juga ada yang
mengetuk pintu rumahku, aku masih teringat ketika beliau bersisih keras
memperjuangkan masa depanku, meminjam kesana-kesini untuk tetap bisa
melanjutklan kuliahku. Aku sangat sedih dan terharu melihat perjuangan beliau
untuk selalu memperjuangkan massa depan ku.
Sekarang
aku hanya diam menunggu kedatanganya yang masih diperkirakan, Tak banyak pikir
aku lansung lari kekamar dan mengambil kunci mobil, sembari mengeluarkan
mobil,. Datanglah tukang ojek yang mengantarkan orang yang sangat aku sayangi
dan aku cintai didunia ini, beliau basah kena keringat yang menguncur
dibadannya.
Aku
menagis dan bilang, “ibu selamat datang”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar