Senin, 28 November 2011


Welcome

Sudah jam sembilan malam dia belum datang juga, telah berjam-jam aku menantikan sosok yang sangat dekat denganku, orang yang selalu jadi bagian dalam hidupku, memberi kebahagian dikala aku sangat membutuhkan dan member ketenangan disaat hatiku sedang galau, sekarang hampir dekat waktunya aku dan dia kembali bertemu, setelah beberapa tahun kami dipisahkan oleh jarak dan waktu.
Hatiku galau, tidak seperti setelah aku mendengar dia akan datang dalam minggu ini. Semuanya dpersiapkan, mulai dari kebersihan tempat hidupku hingga menjajakan apa yang menjadi kesukaannya. Semuanya aku siapkan, katanya dia akan datang dalam akhir pekan ini. Pastinya hari sabtu setelah aku ditelfon dua hari yang lalu. Tapi kenapa hingga jam sembilan malam belum ada tanda-tanda yang memvonis kalau dia akan datang. Ku bersihkan lagi tempat makan, kembali kekamar merapikan pakaian yang aku kenakan hari ini, melihat jam yang bertengger ditangan ku yang terus berputar.
Aku berjalan kecil-kecil menuju teras rumahku yang tidak jauh dari kamar, maklum rumahku ukuran minimalis, tidak terlalu besar, tapi itu semua membuatku bangga karena apa yang aku dapatkan sekarang ini adalah hasil dair perjuanganku dan do,a yang selalu aku panjatkan setiapa selesai menyembah kepadaNYA.
Sedikit saja kedengaran suara mobil atau motor, hatiku lansung tergerak melihat kejendela, tapi dia belum datang juga, nomor yang kuhubungi untuk memastikan dimana posisi beliau tidak aktif. Apalagi beliau belum tahu persis rumahku dimana karena masih pertama kali datang kesini dan ketika sebelumnya aku bilang untuk menjeputnya ke terminal, beliau malah bilang tidak usah karena sudah ngerti jalan dan seluk beluk kota ini. Dengan rasa was-was aku iya kan permintaan beliau.
Tapi hingga saat ini jam sembilan lewat empat puluh lima belum juga ada yang mengetuk pintu rumahku, aku masih teringat ketika beliau bersisih keras memperjuangkan masa depanku, meminjam kesana-kesini untuk tetap bisa melanjutklan kuliahku. Aku sangat sedih dan terharu melihat perjuangan beliau untuk selalu memperjuangkan massa depan ku.
Sekarang aku hanya diam menunggu kedatanganya yang masih diperkirakan, Tak banyak pikir aku lansung lari kekamar dan mengambil kunci mobil, sembari mengeluarkan mobil,. Datanglah tukang ojek yang mengantarkan orang yang sangat aku sayangi dan aku cintai didunia ini, beliau basah kena keringat yang menguncur dibadannya.
Aku menagis dan bilang, “ibu selamat datang”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar