KURA-KURA DAN KUPU-KUPU
“ Perasaan Cinta Mulai Terasa Dihati ini”
Embun
pagi yang sangat mendinginkan membuat bulu Roma dan Juventusku berdiri, hahaha
klub sepakbola Italia kenapa yang dibawa. ayampun belum waktunya untuk
mengangkat mulut dan patoknya untuk berteriak keras “jago
laiiiiiiiiiiiiiiiiii” mungkin kata itu yang diteriakkan oleh ayam setiap
paginya. Aku pun tak tahu, karena aku bukan sebangsanya “masa` aku tahu bahasa
ayam”.
Dua
pasang mata ini mulai mengangkat demi tujuan yang murni dan kebangsaaan, dan
diikuti oleh seluruh yang melekat dibadan dan mulailah jemari ini untuk
merangkai kata seindah mungkin untuk menceritakan ini semua. Cerita apa lagi,
tapi tunggu ya, hehehe.
Setelah
tahu semuanya, akupun berfikir, pantaskah dia denganku, aku hanya begini dan
tak ada istimewanya. Sedangkan dia……ah aku berharap ada keadilan yang datang
padaku (Dev, Kura2 n Kupu2 Jilid I: 2011).
Keadilan,
apa itu keadilan. Apakah perlu berkoar-koar ditengah masyarakat luas untuk
memperlihatkan keadilan kita, atau memberikan kupon raskin yang ujungnya
berujung dengan ketidakpuasan masyarakat. Apa itu yang adil, eh disini kan
bukan masalah politik dibahas. Maaf ya.
Dalam
sebuah dongeng, bagaimanapun pasangan itu, akhirnya bersatu juga. Pangeran dengan
Putri, Jinny oh Jinny dengan Jun, Aladin dengan Rosmidah, Jet Lee dengan Tek
Nur, dan Justun Bieber dengan Nurlela sedangkan aku sebagai apa, pantaskah
dipasangkan dengannya, Nanti judulnya diganti jadi si Buruk Rupa dan Putri.
Tapi aku ngak jelek-jelek amat sii.hehehe PD nya.
Hari
demi hari berlalu, akupun tak bisa menghilangkan bayangan itu dalam diriku,
siapa sebenarnya bayangan itu. Apa dia bidadari yang dikirim dari surga. Atau
Bidadari yang dikirim dari Kabupaten Siak. Ah aku tak tahu persis, tapi
bagaimanapun dan dari manapun dia dikirim, aku akan sangat senang bila berada
dalam lambungnya, lambung apa jantung hati ,hahaha.
“Hmmm,
udah pernah nonton sebelumnya ya” sapaku dengan sok berani, entah kesiapa
tujuannya. “udah xox, malah udah dua kali” jawabnya dengan cuek. Cuek apa cuek
tu, tapi kayaknya ngak dech, itu jawaban super. hehehe. Sebelumnya aku
berniat akan duduk dimana nanti dia duduk, biar saham ini bisa masuk, hahaha.
Tapi dia ditenggara dan aku diutara atau dia duduk diarah jam tiga sedangkan
aku di jam dua belas, ngerti kan maksudnya.
Anginpun
berhembus menuju arahku, dengan dinginnya dan ditabur benih-benih kebahagian,
ternyata dia beranjak dari tenggara menuju utara, hahahahhahahahahhahaa, senangnya hati
ini dan plus-plusnya dia duduk didepanku, hahahhahahahahhahaha.
Jemariku
mulai berfikir untuk menceritakan ini, apa ceritaku dapat respon yang baik,
atau hanya karanganku yang tak berarti apa-apa dan nantinya tempat sampahpun
siap menampung. Bahkan bisa dibilang hanya sebuah mimpi ditengah pagi hari yang
tertulis bukan dalam hayalan.
Akupun berfikir ditengah pagi yang dingin,
jemarikupun ikut memikirkannya tapi dalam rangkaian sebuah kata-kata. Jangan
sok dech membuat cerpen yang memuat isi seorang putri presiden, bahasa
tingginya itu, tapi bahasa rendahnya, jangan sok dech membuat cerita
tentang seseorang yang belum tentu memikirkanmu.
Hatiku
sedih, hikkkss…hikkssss T_T,
Tapi
demi keadilan, itu yang kuceritakan sebelumnya, hidup itu cuma sekali jangan
dibawa salah, buktinya Nia Ramadhani bisa nikah dengan Ardi Bakrie, atau Annisa
Pohan yang bisa menjadi minantu Presiden. Hehehe.
Matahari
mulai menampakkan rupanya, tapi masih berwajah manis dan belum terlalu ganas.
Akupun tersadar, mimpikah aku. Tapi tidak, semuanya sudah direncanakan. Hangatnya
cahaya yang dipancarkan oleh sumber kehidupan membuat embun pagi mengurungkan
diri dan pergi entah kemana. Mungkin dia lebih memilih menghilang daripada
harus kalah dengan cahaya pagi.
Bayangan
itu selalu menghantui hidupku ini, apa semua itu jawaban dari setiap penantian,
atau hanya tempat persinggahan sementara. Detik pun tak terhitung lagi,
berusaha disetiap hati dan waktu ingin selalu menatap dan memberikan senyum
termanis dalam hidup ini.
Kesenangan
hati tak teriring oleh kenyataan yang ada, kenyataan ini berjalan begitu lambat
dan perlahan-lahan, sedangkan hati ini ingin sekali melangkah lebih jauh dan
jauh sehingga kenyataan akan senang dan setia untuk menjadi penghapus jejak
selama ini.
“Saat
ini aku tuntaskan perjalanan ini tuk menemukanmu, cinta sejati bersamamu, meski
tak selamanya kan sempurna”(Kerispatih-Selamanya denganmu), mungkin aku tak mau
berlama-lama, hanya mengandalkan kata-kata dan jemari, lalu hanya bermodal
cerita yang mungkin akan menjadi fiktif belaka.
“Aku
anak kampung”( Toni Q Rastafara-Anak Kampung) itu yang nantinya akan menjadi
alasan dan bersamaan dengan kehidupan yang serba sederhana bagi sang penulis.
Mampukah bayangan dalam hati menerima keadilan ini dan menapikan cerita ini
dalam sanubari yang pas.
“Cinta
itu buta”(Armada-Cinta itu buta), kehidupan dalam dunia ini membuat dunia tak
berarti lagi, menguras habis-habis dan meninggalkan semua. Aku sebagai penulis
ingin mengungkapkan sesuatu yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar