Sabtu, 17 Desember 2011


KURA-KURA DAN KUPU-KUPU

Perasaan Cinta Mulai Terasa Dihati ini”


Embun pagi yang sangat mendinginkan membuat bulu Roma dan Juventusku berdiri, hahaha klub sepakbola Italia kenapa yang dibawa. ayampun belum waktunya untuk mengangkat mulut dan patoknya untuk berteriak keras “jago laiiiiiiiiiiiiiiiiii” mungkin kata itu yang diteriakkan oleh ayam setiap paginya. Aku pun tak tahu, karena aku bukan sebangsanya “masa` aku tahu bahasa ayam”.
Dua pasang mata ini mulai mengangkat demi tujuan yang murni dan kebangsaaan, dan diikuti oleh seluruh yang melekat dibadan dan mulailah jemari ini untuk merangkai kata seindah mungkin untuk menceritakan ini semua. Cerita apa lagi, tapi tunggu ya, hehehe.

Setelah tahu semuanya, akupun berfikir, pantaskah dia denganku, aku hanya begini dan tak ada istimewanya. Sedangkan dia……ah aku berharap ada keadilan yang datang padaku (Dev, Kura2 n Kupu2 Jilid I: 2011).
Keadilan, apa itu keadilan. Apakah perlu berkoar-koar ditengah masyarakat luas untuk memperlihatkan keadilan kita, atau memberikan kupon raskin yang ujungnya berujung dengan ketidakpuasan masyarakat. Apa itu yang adil, eh disini kan bukan masalah politik dibahas. Maaf ya.
Dalam sebuah dongeng, bagaimanapun pasangan itu, akhirnya bersatu juga. Pangeran dengan Putri, Jinny oh Jinny dengan Jun, Aladin dengan Rosmidah, Jet Lee dengan Tek Nur, dan Justun Bieber dengan Nurlela sedangkan aku sebagai apa, pantaskah dipasangkan dengannya, Nanti judulnya diganti jadi si Buruk Rupa dan Putri. Tapi aku ngak jelek-jelek amat sii.hehehe PD nya.
Hari demi hari berlalu, akupun tak bisa menghilangkan bayangan itu dalam diriku, siapa sebenarnya bayangan itu. Apa dia bidadari yang dikirim dari surga. Atau Bidadari yang dikirim dari Kabupaten Siak. Ah aku tak tahu persis, tapi bagaimanapun dan dari manapun dia dikirim, aku akan sangat senang bila berada dalam lambungnya, lambung apa jantung hati ,hahaha.
“Hmmm, udah pernah nonton sebelumnya ya” sapaku dengan sok berani, entah kesiapa tujuannya. “udah xox, malah udah dua kali” jawabnya dengan cuek. Cuek apa cuek tu, tapi kayaknya ngak dech, itu jawaban super. hehehe. Sebelumnya aku berniat akan duduk dimana nanti dia duduk, biar saham ini bisa masuk, hahaha. Tapi dia ditenggara dan aku diutara atau dia duduk diarah jam tiga sedangkan aku di jam dua belas, ngerti kan maksudnya.
Anginpun berhembus menuju arahku, dengan dinginnya dan ditabur benih-benih kebahagian, ternyata dia beranjak dari tenggara menuju utara,   hahahahhahahahahhahaa, senangnya hati ini dan plus-plusnya dia duduk didepanku, hahahhahahahahhahaha.
Jemariku mulai berfikir untuk menceritakan ini, apa ceritaku dapat respon yang baik, atau hanya karanganku yang tak berarti apa-apa dan nantinya tempat sampahpun siap menampung. Bahkan bisa dibilang hanya sebuah mimpi ditengah pagi hari yang tertulis bukan dalam hayalan.
Akupun  berfikir ditengah pagi yang dingin, jemarikupun ikut memikirkannya tapi dalam rangkaian sebuah kata-kata. Jangan sok dech membuat cerpen yang memuat isi seorang putri presiden, bahasa tingginya itu, tapi bahasa rendahnya, jangan sok dech membuat cerita tentang seseorang yang belum tentu memikirkanmu.
Hatiku sedih, hikkkss…hikkssss T_T,
Tapi demi keadilan, itu yang kuceritakan sebelumnya, hidup itu cuma sekali jangan dibawa salah, buktinya Nia Ramadhani bisa nikah dengan Ardi Bakrie, atau Annisa Pohan yang bisa menjadi minantu Presiden. Hehehe.
Matahari mulai menampakkan rupanya, tapi masih berwajah manis dan belum terlalu ganas. Akupun tersadar, mimpikah aku. Tapi tidak, semuanya sudah direncanakan. Hangatnya cahaya yang dipancarkan oleh sumber kehidupan membuat embun pagi mengurungkan diri dan pergi entah kemana. Mungkin dia lebih memilih menghilang daripada harus kalah dengan cahaya pagi.
Bayangan itu selalu menghantui hidupku ini, apa semua itu jawaban dari setiap penantian, atau hanya tempat persinggahan sementara. Detik pun tak terhitung lagi, berusaha disetiap hati dan waktu ingin selalu menatap dan memberikan senyum termanis dalam hidup ini.
Kesenangan hati tak teriring oleh kenyataan yang ada, kenyataan ini berjalan begitu lambat dan perlahan-lahan, sedangkan hati ini ingin sekali melangkah lebih jauh dan jauh sehingga kenyataan akan senang dan setia untuk menjadi penghapus jejak selama ini.
“Saat ini aku tuntaskan perjalanan ini tuk menemukanmu, cinta sejati bersamamu, meski tak selamanya kan sempurna”(Kerispatih-Selamanya denganmu), mungkin aku tak mau berlama-lama, hanya mengandalkan kata-kata dan jemari, lalu hanya bermodal cerita yang mungkin akan menjadi fiktif belaka.
“Aku anak kampung”( Toni Q Rastafara-Anak Kampung) itu yang nantinya akan menjadi alasan dan bersamaan dengan kehidupan yang serba sederhana bagi sang penulis. Mampukah bayangan dalam hati menerima keadilan ini dan menapikan cerita ini dalam sanubari yang pas.
“Cinta itu buta”(Armada-Cinta itu buta), kehidupan dalam dunia ini membuat dunia tak berarti lagi, menguras habis-habis dan meninggalkan semua. Aku sebagai penulis ingin mengungkapkan sesuatu yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar